Tuesday, February 16, 2016

Gandakan Kapasitas, Steadfast Marine Gelontorkan Rp150 Miliar

Ilustrasi : Galangan kapal
JAKARTA - PT Steadfast Marine, perusahaan galangan kapal nasional, tengah mengandakan kapasitas industri galangannya di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan mengelontorkan dana senilai Rp150 miliar.
Eddy K. Logam, Komisaris Utama PT Steadfast Marine, mengungkapkan dana tersebut dianggarkan dalam belanja modal atau capital expenditure tahun lalu, tetapi realisasinya masih bergulir hingga saat ini.
“Kita sudah memperluas area galangan kapal kita menjadi 6 hektare dari sebelumnya 3 ha sehingga bisa menampung 35.000 gross ton per tahun atau 16-20 kapal,” ujarnya, Senin (15/2/2016).
Dia menambahkan perusahaan membeli satu unit CNC atau alat potong plat otomatis sehingga kini Steadfast Marine telah memiliki dua unit CNC.
Selain itu, perusahaan juga membeli forklift dan bending machine untuk plat dan pipa. Ke depannya, Eddy menuturkan perusahaan akan membeli crane berkapasitas 150 ton untuk mengangkat blok kapal.
Yang paling penting, Steadfast Marine akan melakukan instalasi peranti lunak, production management software dan 3D piping system. Eddy berharap dengan investasi peningkatan kapasitas galangannya sejalan dengan adanya kesinambungan pembangunan kapal.
Saat ini, dia mengaku pemesanan pembangunan kapal didominasi seluruhnya oleh pemerintah yang selama tahun lalu mulai gencar menganggarkan dana untuk pengadaan kapal negara.
“Misalnya pemerintah menganggarkan pembangunan 2.000 kapal, tidak semuanya dilakukan tahun ini. Tetapi, bertahap,” paparnya.
Dengan tahapan yang berkesinambungan, maka investasi peningkatan kapasitas galangan kapal tidak akan sia-sia. Awal tahun ini, Steadfast Marine akan memulai pengerjaaan enam unit kapal latih pesanan BPSDM Kementerian Perhubungan dengan ukuran 1.200 gross ton.
Herry Subandrio, Direktur PT Steadfast Marine, mengungkapkan kapal latih ini akan dipakai oleh siswa atau kadet dari sekolah pelayaran milik pemerintah.
Sebenarnya, lanjutnya, kapal ini dibangun untuk keperluan ganda. Selain untuk latihan, jika ada musim liburan seperti Lebaran, kapal latih ini juga bisa dikerahkan untuk keperluan penumpang dan barang.
Secara keseluruhan, Steadfast Marine tahun lalu meraih kontrak pembangunan 13 unit kapal dari pemerintah. Kontrak pembangunan kapal ini dilakukan dengan skema multiyears.
Menurut Eddy, nilai kontrak 13 unit kapal ini mencapai sekitar Rp800 miliar. Kapal tersebut terdiri dari, 5 unit kapal perintis (2.000 GT), 2 unit kapal perintis (1.000 GT), dan 6 unit kapal latih (1.200 GT). Tahun ini, perusahaan menargetkan raihan kontrak pembangunan 5-6 unit kapal dari pemerintah.
Selama ini, perusahaan telah berhasil membangun kapal-kapal berjenis tug boat, crew boat, utility boat, self propelled oil barge, light tanker, anchor handling tug, dredger dan lain-lain.

Source : Bisnis.com

Kemenperin Dorong Industri Baja Terapkan Teknologi Ramah Lingkungan

Industri baja
JAKARTA - Indonesia termasuk 14 besar atau 0,04% kontributor negara gas rumah kaca, maka Kementerian Perindustrian mendorong delapan industri utama untuk menerapakan teknologi pembakar regeneratif mampu menghemat emisi mesin produksi baja.
Sesuai dengan kesepakatan COPE 21 yang dilaksanakan di Paris akhir tahun lalu, setiap negara harus mematuhi ambang batas kenaikan suhu bumi yang tidak boleh lebih dari 2 derajat celcius, sehingga paling tidak tiap negara mampu menurunkan suhu 1,5 derajat celcius.
Pemerintah Indonesia turut berkomitmen pada untuk menurunkan Gas Rumah Kaca sebesar 26% dan 41% melalui bantuan internasional. Komitmen ini tertuang dalam Peraturan Presiden No. 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
"Secara internasional, industri kita tidak boleh melebihi emisi sebesar 23 giga ton CO2 ekuivalen. Namun, bayangkan ada 700 perusahaan yang secara agregat menyumbang emisi 114,41 mega ton," kata Haris Munandar, kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian saat acara workshop Pemanfaatan Teknologi Efisien di Sektor Industri Baja Nasional pada Senin (15/2/2016).
Salah satu teknologi yang dikembangkan saat ini adalah Regenerative Burner Combustion System (RBCS) yang merupakan teknologi pembakaran berkonduktivitas baik atau cepat menerima dan menghantarkan panas sehingga energi yang digunakan lebih efisien.
Teknologi ini dikembangkan melalui kerjasama pemerintah Indonesia dengan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) asal Jepang. Sebenarnya, teknologi ini telah diaplikasikan oleh PT Gunung Garuda yang bergerak di industri baja pada 2006.
Ia memaparkan bahwa teknologi ini penting diterapkan khususnya bagi delapan industri a.l. semen, pupuk, petrokimia, besi dan baja, pulp dan kertas, tekstil, keramik, minyak goreng, dan gula. 

Source : Bisnis.com

Menperin: Industri "Crumb Rubber" 100% Terbuka Untuk Asing

Crumb rubber atau karet remah
Bisnis.com, JAKARTA - Industri karet remah atau "crumb rubber" terbuka 100 persen untuk investasi asing di dalam negeri pascarevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) yang baru diumumkan, kata Menteri Perindustrian Saleh Husin.
"Kami membuka siapa pun untuk melakukan investasi, asing maupun dalam negeri untuk industri crumb rubber, agar serapannya lebih tinggi," kata Menperin Saleh Husin, Selasa (16/2/2016).
Pasalnya, pasokan karet yang melimpah belum mampu diserap oleh industri crumb rubber yang ada di dalam negeri. Menurut Saleh, pasokan karet mentah mencapai 3 juta ton per tahun, sementara serapannya baru mencapai 700.000 ton per tahun.
Penyerapan yang minim membuat harga karet merosot dibawah harga beras, hingga petani karet enggan menanam kembali karet, yang membuat pasokan karet mentah menjadi sulit. "Beberapa perusahaan menjadi kesulitan mendapat bahan baku karet," ujar Saleh.
Untuk itu, Saleh menyampaikan industri crumb rubber lebih terbuka untuk investor dalam maupun luar negeri, agar penyerapan terhadap produksi karet lebih terdongkrak.
Dengan demikian, lanjutnya, petani kembali bergairah menanam dan menyadap karet untuk memenuhi kebutuhan industri crumb rubber nasional.
"Kami ingin petani karet lebih sejahtera. Karena selama ini mereka berhenti menyadap. Jadi, jangan hanya karena kepentingan segelintir pengusaha saja," ujar Saleh.

Source : Antara