Sunday, March 6, 2016

Proyek Infrastruktur Penting Hadapi Persaingan Era MEA 2016

Bisnis.com, KENDARI - Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Asrun mengatakan pembangunan infrastruktur sangat penting untuk menghadapi era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Selain pembangunan infrastruktur yang harus digenjot, kualitas sumber daya manusia harus selalu ditingkatkan dalam era MEA," kata Asrun, di Kendari, Sabtu (27/2/2016).
Dia mengatakan keberadaan infrastruktur yang didukung oleh kemampuan skil masyarakat yang baik akan memperlancar arus barang dan jasa. "Yang terpenting lagi, semua infrastruktur yang dibangun harus dijaga dengan baik dan dimanfaatkan untuk mendorong peningkatan perekonomian daerah," katanya.

Dia mengaku Pemkot Kendari membangun infrastrukrut segala bidang mulai infrastruktur jalan, jembatan, sekolah, pasar, wisata, dan kesehatan. "Hanya itu yang diharapkan masyarakat kepada pemerintah, kalau kita sudah penuhi maka tugas dan tanggungjawab kita sudah terlaksana," katanya.

Disebutkan, khusus pembangunan jalan pihaknya meningkatkan kualitas setiap jalur dengan berupaya agar dibuat dua jalur dilengkapi dengan trotoar. "Bahkan kami membangun jalan lingkar luar dari Kelurahan Abeli Dalam menuju Pulau Bungkutoko serta meningkatakan kualitas jalan lingkar dalam di sepanjang bibir teluk Kendari," katanya.

Proyek Pabrik Gula Terbesar di RI Siap Beroperasi 2016

Banyuwangi -PT Industri Gula Glenmore (IGG) targetkan Pabrik Gula (PG) Glenmore, Banyuwangi bisa beroperasi giling perdana pada Agustus 2016. Saat ini, pembangunan konstruksi pabrik gula tersebut sudah mencapai 35%. Di tengah kian terpuruknya industri gula nasional, PG Glenmore optimis mampu mendukung pencapaian swasembada gula.

"Kami optimistis pertengahan tahun depan, Agustus 2016 sudah bisa giling perdana. Kami berharap pembangunan pabrik ini bisa mendukung pencapaian swasembada gula sekaligus menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat Banyuwangi," ujar Direktur Utama PT Industri Gula Glenmore (IGG) Ade Prasetyo ditemui di Banyuwangi, Senin (5/10/2015).

IGG adalah perusahaan yang didirikan bersama oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII dan PTPN XI, keduanya merupakan badan usaha milik negara (BUMN).

Ade mengatakan, semula PG tersebut diharapkan bisa beroperasi pada musim giling tahun ini. Namun persoalan pembiayaan membuat pembangunan konstruksi pabrik tersendat sehingga perlu dilakukan penjadwalan ulang. Namun terkait persoalan keuangan kini, PT IGG telah mendapatkan kredit dari sindikasi perbankan yang terdiri atas Bank BRI, Bank BNI, Indonesia Eximbank, Bank Jatim, dan sejumlah bank lain.

"Sebagai konsultan teknis kita melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), juga Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP( Yogyakarta sebagai konsultan bidang SDM," tambahnya.

Nilai investasi PG Glenmore itu sebesar Rp 1,5 triliun. PG Glenmore dirancang berkapasitas giling 6.000 ton tebu per hari (TTH) dan dapat dikembangkan menjadi 9.000 TTH. Areal yang dicadangkan untuk penanaman tebu guna memenuhi kebutuhan bahan baku PG Glenmore seluas 11.250 hektar.

"Dari pengolahan limbahnya akan menghasilkan produk sampingan berupa daya listrik 6 megawatt (MW), bioetanol, pupuk organik, dan pakan ternak," kata Ade.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, Pemkab Banyuwangi ingin agar lahan-lahan yang tidak produktif di daerah daerah tersebut bisa ditanami tebu. Sehingga bisa melibatkan petani lokal untuk menggarapnya.

"Kami mendukung penuh pembangunannya. Dengan segera berdirinya pabrik ini, ribuan lapangan pekerjaan tercipta. Apalagi pabrik gula ini dibangun putra-putri Indonesia," pungkasnya.
(rrd/rrd)