Amran Sulaiman selaku Menteri Pertanian (Mentan) yakin Indonesia akan mencapai swasembada jagung tahun ini karena pemerintah memiliki siasat untuk hal tersebut. Saat ini, Amran menyebut Indonesia masih impor jagung yaitu sebanyak 3 juta ton.
Di depan 101 bupati dari seluruh Indonesia, Mentan menegaskan, pemerintah menargetkan tahun ini swasembada jagung akan tercapai. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi impor jagung yang kebanyakan datang dari Negara Brasil.
"Padi, kedelai, jagung harus diselesaikan tahun ini (swasembada)," kata Amran saat berdialog dengan para bupati di kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Senin (4/5/2015).
Mentan menyebut, saat ini pasokan dari produksi jagung di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan, sehingga dengan terpaksa impor jagung masih dilakukan.
"Kita masih mengimpor sekitar 3 juta (ton), sedangkan kebutuhan kita itu sekitar 20 juta ton. Itu memang karena kita kekurangan," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring mengatakan, persoalan jagung merupakan salah satu persoalan yang rumit, karena pemasarannya hanya terpusat di Jawa dan Sumatera. Pemerintah mengharapkan, tak hanya produksi, pemasaran hasil tanaman ini pun harus menyebar dari Sabang sampai Merauke.
"Masalah jagung itu sangat kompleks, pemasarannya hanya terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera. Lalu pertumbuhan produksi rata-rata 5% pertahun, sedangkan permintaan itu 12%," tuturnya.
Saat ini, meski Indonesia produsen jagung, namun masih 'rajin' impor jagung. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor jagung Februari 2015 tercatat mencapai 300.986 ton atau US$ 71,3 juta.
Angka ini tak jauh berbeda dibandingkan bulan sebelumnya dengan volume 341.657 atau US$ 75,3 juta. Akumulasi impor jagung dalam dua bulan mencapai 642.644 ton atau US$ 146,6 juta atau kurang lebih Rp 1,9 triliun
Di depan 101 bupati dari seluruh Indonesia, Mentan menegaskan, pemerintah menargetkan tahun ini swasembada jagung akan tercapai. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi impor jagung yang kebanyakan datang dari Negara Brasil.
"Padi, kedelai, jagung harus diselesaikan tahun ini (swasembada)," kata Amran saat berdialog dengan para bupati di kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Senin (4/5/2015).
Mentan menyebut, saat ini pasokan dari produksi jagung di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan, sehingga dengan terpaksa impor jagung masih dilakukan.
"Kita masih mengimpor sekitar 3 juta (ton), sedangkan kebutuhan kita itu sekitar 20 juta ton. Itu memang karena kita kekurangan," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring mengatakan, persoalan jagung merupakan salah satu persoalan yang rumit, karena pemasarannya hanya terpusat di Jawa dan Sumatera. Pemerintah mengharapkan, tak hanya produksi, pemasaran hasil tanaman ini pun harus menyebar dari Sabang sampai Merauke.
"Masalah jagung itu sangat kompleks, pemasarannya hanya terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera. Lalu pertumbuhan produksi rata-rata 5% pertahun, sedangkan permintaan itu 12%," tuturnya.
Saat ini, meski Indonesia produsen jagung, namun masih 'rajin' impor jagung. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor jagung Februari 2015 tercatat mencapai 300.986 ton atau US$ 71,3 juta.
Angka ini tak jauh berbeda dibandingkan bulan sebelumnya dengan volume 341.657 atau US$ 75,3 juta. Akumulasi impor jagung dalam dua bulan mencapai 642.644 ton atau US$ 146,6 juta atau kurang lebih Rp 1,9 triliun
0 komentar:
Post a Comment